Ghana meraih kemenangan besar 6-1 saat menjamu Mesir pada leg pertama play-off Piala Dunia 2014 zona Afrika di Accra, Selasa (15/10) malam waktu setempat.
Berkat kemenangan besar ini dapat dibilang Ghana telah menempatkan satu kaki mereka di Brasil. Kemenangan ini juga terbilang mengejutkan karena pertemuan kedua tim dianggap paling ketat di antara lima laga play-off lain. Jika berhasil mempertahankan keunggulan di leg kedua, Ghana akan menjadi tim Afrika keempat yang mampu lolos ke Piala Dunia tiga kali berturut-turut.
Ancaman tuan rumah sudah muncul dalam hitungan detik. Asamoah Gyan melepaskan tendangan yang masih mengarah tepat ke penjaga gawang Sherif Ekramy. Namun, Gyan tak membuang kesempatan pada menit keempat. Tendangan rendahnya menyongsong umpan Michael Essien membuka keunggulan Ghana.
Ancaman Ghana kian deras. Ekramy harus bekerja keras mematahkan tendangan Kwadwo Asamoah dan Abdul Waris. Sepandai-pandainya Ekramy mengawal gawang, akhirnya takluk juga. Kebobolan kedua Mesir lebih bersifat sebuah kesialan. Menit 22, Essien mencoba melepaskan umpan. Bola malah membentur tubuh Wael Gomaa sehingga berbelok ke dalam gawang sendiri.
Mesir bisa membalas pada menit ke-41 melalui eksekusi penalti Mohamed Aboutrika, tetapi Ghana menutup babak pertama dengan keunggulan 3-1 setelah Waris melepaskan sundulan menyambut umpan silang Sulley Muntari.
Keadaan kian buruk bagi Mesir setelah Gyan kian memperlebar keunggulan Ghana delapan menit babak kedua berjalan. Setelah kebobolan untuk kali keempat, mental Mesir runtuh. Tak lagi tampak ketangguhan tim yang mampu memetik rekor 100 persen kemenangan di putaran sebelumnya.
Ekramy mengalami cedera sehingga harus digantikan Ahmed Elshenawi. Kiper pengganti itu harus memungut dua gol tambahan di dalam gawangnya setelah eksekusi penalti Muntari dan gol Christian Atsu melengkapi kejayaan tim Bintang Hitam.
Leg kedua akan digelar 16 November di kandang Mesir. Selain kekalahan telak ini, tensi pertandingan sudah dihangatkan oleh permintaan Ghana agar lokasi pertandingan leg kedua dipindah karena menilai Kairo masih tidak aman.