Seri di laga Barcelona v Osasuna membuat pasukan Tata Martino gagal mempertahankan rekor 100% sekaligus resmi cuma unggul tiga angka dari Real Madrid. Hasil Liga Spanyol ini tetap tak mengakhiri periode Barca sebagai pemuncak klasemen, unggul satu poin dari Atletico.
Tanpa Dani Alves, Gerard Pique, dan Alexis Sanchez yang diistirahatkan, pelatih Tata Martino tetap setia dengan pakem 4-3-3 khas Barcelona. Si anak ajaib Neymar ditriokan dengan Cesc Fabregas dan Pedro Rodriguez. Sebaliknya, Osasuna yang ingin secepatnya keluar dari zona degradasi, harus pincang sejak awal. Sisi yang mengalami cedera harus ditarik keluar sejak menit 6.
Bermain di El Sadar memang selalu sulit. Barcelona mengalami hal itu lagi. Mendominasi jalannya pertandingan tak menjamin mereka bisa mengetes Andres Fernandez. Aksi individual Neymar yang melewati beberapa pemain, tembakan Andres Iniesta yang terlalu lemah, dan tandukan Marc Bartra menyambut umpan Xavi Hernandez adalah sedikit tindakan Barca yang takmembuat skor kacamata berubah sebelum turun minum.
Keadaan tidak berubah di awal-awal babak kedua. Tekanan yang diberikan para pemain Osasuna setiap kali punggawa Barca bergerak, layak diacungi jempol. Ketidaktenangan juga menyelimuti Cesc Fabregas. Satu tembakannya terlalu mudah untuk Andres Fernandez, dan yang lain melayang ke arah penonton.
Adriano dan Cesc Fabregas kembali menyiakan kesempatan yang didapatkan klub Catalan. Tak ada alasan lain untuk tidak menurunkan Lionel Messi. Uniknya ia menggantikan Xavi Hernandez, yang artinya, Barca akan tampil lebih ofensif di 22 menit terakhir. Namun, Osasuna terlanjur memasang tembok terlalu tebal.
Sulit rasanya berhadapan dengan tujuh hingga delapan ‘bek’ yang menjaga gawang Andres Fernandez dari upaya sekecil apa pun. Kala Leo Messi mendapatkan peluang, tembakannya berlari menyamping terlalu jauh. Seiring dengan makin bersemangatnya seisi El Sadar menyambut hasil seri, Osasuna semakin solid. Skor akhir 0-0, pasukan Tata Martino tak bisa meneruskan rekor apik mereka.
OSASUNA: Andres, Bertran, Loties, Arribas, Damia, De las Cuevas (Oier ’84), Silva, Lolo, Sisi (Manuel ’6), Torres, Riera (Punal ’68).
BARCELONA: Valdes, Montoya, Bartra, Puyol, Adriano; Busquets, Xavi (Lionel Messi ’68), Iniesta, Cesc, Pedro (Tello ’76), Neymar.
Tanpa Dani Alves, Gerard Pique, dan Alexis Sanchez yang diistirahatkan, pelatih Tata Martino tetap setia dengan pakem 4-3-3 khas Barcelona. Si anak ajaib Neymar ditriokan dengan Cesc Fabregas dan Pedro Rodriguez. Sebaliknya, Osasuna yang ingin secepatnya keluar dari zona degradasi, harus pincang sejak awal. Sisi yang mengalami cedera harus ditarik keluar sejak menit 6.
Bermain di El Sadar memang selalu sulit. Barcelona mengalami hal itu lagi. Mendominasi jalannya pertandingan tak menjamin mereka bisa mengetes Andres Fernandez. Aksi individual Neymar yang melewati beberapa pemain, tembakan Andres Iniesta yang terlalu lemah, dan tandukan Marc Bartra menyambut umpan Xavi Hernandez adalah sedikit tindakan Barca yang takmembuat skor kacamata berubah sebelum turun minum.
Keadaan tidak berubah di awal-awal babak kedua. Tekanan yang diberikan para pemain Osasuna setiap kali punggawa Barca bergerak, layak diacungi jempol. Ketidaktenangan juga menyelimuti Cesc Fabregas. Satu tembakannya terlalu mudah untuk Andres Fernandez, dan yang lain melayang ke arah penonton.
Adriano dan Cesc Fabregas kembali menyiakan kesempatan yang didapatkan klub Catalan. Tak ada alasan lain untuk tidak menurunkan Lionel Messi. Uniknya ia menggantikan Xavi Hernandez, yang artinya, Barca akan tampil lebih ofensif di 22 menit terakhir. Namun, Osasuna terlanjur memasang tembok terlalu tebal.
Sulit rasanya berhadapan dengan tujuh hingga delapan ‘bek’ yang menjaga gawang Andres Fernandez dari upaya sekecil apa pun. Kala Leo Messi mendapatkan peluang, tembakannya berlari menyamping terlalu jauh. Seiring dengan makin bersemangatnya seisi El Sadar menyambut hasil seri, Osasuna semakin solid. Skor akhir 0-0, pasukan Tata Martino tak bisa meneruskan rekor apik mereka.
OSASUNA: Andres, Bertran, Loties, Arribas, Damia, De las Cuevas (Oier ’84), Silva, Lolo, Sisi (Manuel ’6), Torres, Riera (Punal ’68).
BARCELONA: Valdes, Montoya, Bartra, Puyol, Adriano; Busquets, Xavi (Lionel Messi ’68), Iniesta, Cesc, Pedro (Tello ’76), Neymar.
Italia
Inggris
Spanyol
Jerman
Indonesia
UEFA
Dunia