Menurut Maman, ia lebih dulu tahu kalau kontraknya diputus, Kamis (20/3) pagi, bukan dari manajer Sriwijaya FC Robert Heri secara langsung, melainkan dari orang lain bernama Bobi. Sosok ini diperkirakan Andi Bobi yang kerap mengurus tiket keberangkatan tim, uang saku pemain dan ofisial.
“Saya serahkan semuanya kepada manajemen, mana baiknya. Tapi saya kecewa. Seharusnya mereka [manajemen] bicara empat mata untuk membahas masalah ini, tidak lewat telepon, dan nomor telepon pembantu umum pula!” cetus Maman , Jum’at malam (21/3).
“Saya ditelpon Pak Bobi, tapi pakai hape [telepon selular] pembantu umum [Bang Udin]. Pak Robert tidak menelpon saya. Saya telpon juga tidak diangkat.”
“Kata mereka saya minim kontribusi. Padahal saya cedera gara-gara main di SFC. Niat hati masih ingin membuktikan ke manajemen kalau saya sembuh lawan Barito [Putera]. Tapi sudahlah tidak apa-apa, pasti semua ada hikmahnya.”
Robert yang dihubungi mengatakan, manajemen siap membayar seluruh hak Maman mulai dari gaji, down payment (uang muka), termasuk membayar uang kompensasi sesuai dengan isi klausul kontrak. Jika salah satu pihak memutus secara sepihak, maka wajib mengeluarkan dana kompensasi.
“Saya belum tahu jumlah yang harus kita bayarkan untuk kompensasi ini, satu bulan gaji, atau dua bulan gaji. Yang pasti kita siap menanggung semua konsekuensi dari keputusan ini,” kata Robert.
Soal pemutusan kontrak, Robert menyatakan, manajemen sebelumnya sudah berkonsultasi dengan dokter yang lebih memahami cedera yang dialami Maman. Berdasar keterangan dokter, Maman tidak bakal bisa dimainkan dalam waktu dekat, dan membutuhkan waktu cukup lama untuk menyembuhkan lututnya.
“Manajemen telah mendengarkan rekomendasi dari dokter, dan pelatih tentunya. Keputusan ini diambil setelah mendengarkan banyak saran dan masukan, jadi bukan semata-mata keputusan manajemen,” imbuhnya.
Menanggapi pernyataan itu, Maman menegaskan, dirinya sudah sembuh, dan siap membela Sriwijaya saat menghadapi Barito Putera pada 13 April mendatang.
“Misalkan mereka bilang saya tidak loyal segala macam, saya juga punya dokter di sini [Jakarta], yang bisa menjelaskan semua keadaan saya,” kata mantan kapten Persib Bandung itu.
“Saya ditelpon Pak Bobi, tapi pakai hape [telepon selular] pembantu umum [Bang Udin]. Pak Robert tidak menelpon saya. Saya telpon juga tidak diangkat.”
“Kata mereka saya minim kontribusi. Padahal saya cedera gara-gara main di SFC. Niat hati masih ingin membuktikan ke manajemen kalau saya sembuh lawan Barito [Putera]. Tapi sudahlah tidak apa-apa, pasti semua ada hikmahnya.”
Robert yang dihubungi mengatakan, manajemen siap membayar seluruh hak Maman mulai dari gaji, down payment (uang muka), termasuk membayar uang kompensasi sesuai dengan isi klausul kontrak. Jika salah satu pihak memutus secara sepihak, maka wajib mengeluarkan dana kompensasi.
“Saya belum tahu jumlah yang harus kita bayarkan untuk kompensasi ini, satu bulan gaji, atau dua bulan gaji. Yang pasti kita siap menanggung semua konsekuensi dari keputusan ini,” kata Robert.
Soal pemutusan kontrak, Robert menyatakan, manajemen sebelumnya sudah berkonsultasi dengan dokter yang lebih memahami cedera yang dialami Maman. Berdasar keterangan dokter, Maman tidak bakal bisa dimainkan dalam waktu dekat, dan membutuhkan waktu cukup lama untuk menyembuhkan lututnya.
“Manajemen telah mendengarkan rekomendasi dari dokter, dan pelatih tentunya. Keputusan ini diambil setelah mendengarkan banyak saran dan masukan, jadi bukan semata-mata keputusan manajemen,” imbuhnya.
Menanggapi pernyataan itu, Maman menegaskan, dirinya sudah sembuh, dan siap membela Sriwijaya saat menghadapi Barito Putera pada 13 April mendatang.
“Misalkan mereka bilang saya tidak loyal segala macam, saya juga punya dokter di sini [Jakarta], yang bisa menjelaskan semua keadaan saya,” kata mantan kapten Persib Bandung itu.